Pada tanggal 10 Mei kemarin, Netflix merilis seri dokumenter berjudul Queen Cleopatra yang terdiri dari empat episode. Seri ini dibuat oleh aktris Jada Pinkett-Smith sebagai bagian dari seri African Queens dan berfokus pada Cleopatra VII yang dikenal sebagai pharaoh terakhir Mesir.
Seri ini mendapat kritik yang cukup pedas dari semua kalangan karena menggambarkan Cleopatra sebagai orang kulit hitam. Hal ini dianggap sebagai bentuk pemalsuan budaya dan merubah sejarah. Fakta bahwa Queen Cleopatra diklasifikasikan sebagai dokumenter daripada drama memicu kemarahan penonton karena memberikan legitimasi yang salah pada seri ini dan penggambaran sejarah Mesir yang keliru.
Padahal kita sudah memiliki banyak informasi mengenai Cleopatra dari berbagai lukisan, patung, wajah di koin dan catatan sejarah lainnya. Hal ini mengangkat pertanyaan penting. Apa itu appropriasi budaya? Mengapa seri ini menjadi masalah? Bagaimana merek dapat bertanggung jawab lebih banyak dalam mewakili budaya lain?

Apa Itu Apropriasi Budaya?
Cultural appropriation atau Apropriasi Budaya adalah tindakan mengambil, mengadopsi, atau menggunakan unsur-unsur budaya dari suatu kelompok etnis tanpa pemahaman akan budaya tersebut. Hal ini dapat merendahkan atau menyalahgunakan budaya tersebut, menghilangkan konteks budaya asli, dan menciptakan representasi yang keliru.
Seri dokumenter Queen Cleopatra menjadi masalah karena menggambarkan Cleopatra sebagai orang kulit hitam, yang bertentangan dengan pandangan sejarah yang telah diterima secara umum. Hal ini dianggap sebagai bentuk revisi sejarah yang tidak akurat dan menghilangkan aspek penting dari budaya Mesir Kuno.
Brands atau merek harus mengambil tanggung jawab lebih besar ketika mewakili budaya lain. Mereka harus memastikan bahwa penggambaran budaya dilakukan dengan penghormatan, keakuratan, dan konsultasi yang tepat dengan komunitas yang terkait. Mereka juga harus mempertimbangkan dampak sosial dan historis dari representasi budaya yang mereka tampilkan.
Menghormati dan menghargai budaya orang lain melibatkan pendekatan yang sensitif dan adil. Brand terkait harus bekerja sama dengan komunitas budaya terkait, mendengarkan dan memahami perspektif mereka, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk memiliki kendali atas narasi yang berkaitan dengan budaya mereka.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, sebuah brand dapat mempromosikan pemahaman yang lebih baik antara budaya-budaya yang berbeda dan mencegah kesalahan representasi atau pemalsuan budaya yang merugikan.
Mengapa Netflix Queen Cleopatra Tergolong Apropriasi Budaya?
Jenis appropriasi yang terlihat dalam seri dokumenter Queen Cleopatra dapat dijelaskan sebagai “appropriasi subjek”. Hal ini terjadi ketika orang luar menjadikan budaya atau kehidupan suatu kelompok pribumi sebagai subjek cerita mereka.
Penceritaan kisah Cleopatra oleh para “ahli” dari Netflix merupakan tindakan memisahkan budaya dari orang-orangnya. Hal ini tidak hanya mengeksploitasi pengetahuan budaya pribumi, tetapi juga menghapus makna budaya yang khas bagi penduduk asli Mesir.
Gelombang kemarahan publik di Mesir muncul sebagai reaksi terhadap narasi dalam seri ini. Sejak rilis trailernya, tokoh-tokoh terkenal di Mesir, termasuk komedian dan aktivis politik Bassem Youssef, mengecam distorsi dan appropriasi budaya Mesir yang terjadi dalam seri tersebut.
Kemarahan ini bukanlah tentang warna kulit Cleopatra seperti yang ditampilkan dalam trailer yang kontroversial. Warna kulit tidak penting bagi orang Mesir kuno, begitu juga di Mesir modern saat ini. Yang menjadi masalah adalah pencapaian luar biasa dan reputasi abadi Cleopatra yang membuatnya menjadi target klaim dari berbagai kelompok yang mengklaimnya sebagai milik mereka, seperti menggolongkan Cleopatra sebagai “Ratu Afrika” bukan sebagai Pharaoh Mesir.
Status Queen Cleopatra Netflix Saat Ini?
Dalam beberapa hari setelah seri ini dirilis, Netflix Queen Cleopatra mendapatkan cukup banyak kecaman dari khalayak ramai. Di youtube misalnya, jika anda mencari info dengan kata kunci terkait netflix queen cleopatra, anda akan menemukan banyak sekali youtuber yang membahas tentang hal ini.
Admin akan menggunakan 2 situs populer untuk menunjukkan rating miniseri ini. Di rotten romatoes misalnya, seri ini sempat mendapatkan skor kritik 11% dan skor audiens 1%, yang kemudian naik sedikit menjadi 2%. Saat artikel ini ditulis, seri ini mendapatkan kenaikan skor kritik 15% dan skor audiens 3%!

Untuk IMDB skornya tidak kalah parah. Saat artikel ini ditulis, seri ini mendapatkan 1 dari skor maksimal 10.
